Minggu, Oktober 18, 2009
Migrasi bloooog....
jadi ke
http://yasirmuzayan.wordpress.com
silahkan dilihat2
Minggu, Oktober 11, 2009
Nyoba nulis lagi..
Jumat, Februari 06, 2009
Aku Belum Selesai Diam
Dan aku masih di sini
Terpaku, terjaga dalam hening
Menunggu sebuah bintang jatuh
Aku pun menengadah
Yang bsia dilakukan
Hanya menepuk dada
Menasehati yang menasehati
Seonggok darah yang mendidih pun tenang
Mengalir dalam seonggok yang lain
Yang lebih beku namun hangat
Mataku mencair
Membentuk alur mengalir
Meniti perlahan meski berkelok
Namun tetap mengejar tanah
Namun tetap dikejar masa
Sambil bertanya, aku mengisak
Mengapa engkau menebasku
Bukan dalam sebuah akhir yang husnul
Ketika urusanku masih melautan
Kau turunkan hujan, memengapi cekungan
Kini airnya tak seasin air mata
Namun seamis darah
Dan saat ia menetes,
Waktu pun habis
Dan aku masih diam…
Masih Berharap
Mengendap dalam batin yang terdalam
Ingin mengasihi insan tercinta
Namun tak ada celah yang memberi
Satu harapan saja
Sebenarnya sangat mudah bagiku
Karena memang mudah
Tapi aku takut
Aku kembali mengotori kesucianmu
Bukan kau yang salah
Memang aku yang melepas rasa ini
Memang aku yang mencintai
Entah dirimu
Aku tidak berharap banyak
Hanya sedikit keyakinan
Dan rasa saling percaya
Yang akan terus menjaga
Cinta yang tumbuh agar tetap suci
Agar ketika saatnya nanti
Semuanya menjadi indah
Dengan akhir cerita yang kita harapkan
Bukan… yang aku harapkan
Jika bukan hanya aku
Aku mohon, jagalah hati ini
Tetapkan aku pada jalan ini
Untuk terus menyimpan namamu
Di dalam benak dan hati terdalam
Untuk kupinang engkau, Bidadariku
Di surga kelak
Kamis, September 18, 2008
Ikhlas
Tertutup rapat di dalam relung hati
Samapi-sampai jiwa ini tak dapat menyentuhnya
Padahal, cahayanya sangat indah
Namun, terbelenggu oleh titik-titik dosa hitam
Titik itu merangkai sebuah kubus hitam
Yang di dalamnya, terkurung segenggam iman
Kasihan ia, cahayanya tak tembus
Hati pun gulita, buta, meraba ketika meniti
Mahasuci sungguh dzat-Nya
Ia menciptakan telinga ini
Sehingga aku bisa mendengar suaramu
Yang menciptakan mata ini
Sampai aku bisa melihat sosokmu
Mahasuci sungguh dzat-Nya
Menciptakan hati yang mudah lunak
Yang mudah mengeras terkadang
Ia juga mengizinkan telingaku, mataku
Menyampaikan indahmu pada hati dan jiwa
Seperti kilatan cahaya yang menembusku
Melibangi kubus hitam, hingga iman kembali bercahaya
Perlahan kau tuntun aku
Menuju kepada Tuhan-mu
Aku tautkan hatiku, lakumu sebagai kendali
Mahasuci sungguh dzat-Nya
Yang telah mnghiasi rasa cinta
Yang menghiasi jembatan keimanan
Menjadi pegangan ketika ku berjalan
Masa berlalu, aku pun darimu
Menjadi sosok insan yang mencari
Cahaya iman Allah Ta’ala segala maha
Menjadi poros segala laku
Seorang merasakan nikmat iman
Saat ia mencintai karena Allah
Bukan ia mencintai selain Allah
Aku pun takut nikmat ini fana
Dan aku pun sadar
Menjadikanmu sebuah tercinta
Hanya karena Allah
Tapi aku masih belajar
Biarkan aku belajar mencintaimu
Karena Allah
Atau biarkan aku mencintai Allah
Sehingga aku mencintaimu
Karena aku masih belajar
Untuk memurnikan niatku
Agar aku bisa memuaskan diri dengan ridho Allah
Saja..
Sabtu, Juli 26, 2008
Tak Cinta untuk Sebuah Senyuman
Pagi bidadari,
Kau sembunyikan di mana senyummu
Tak sebentar kau lepas tawamu
Tak tahu kah kau ceriamu selalu dirindu
Andainya kau tahu
Dan kalau saja aku tahu
Bila deritamu lahir atas namaku
Biar..
Kuhentikan takjubku padamu
Kukekang rasa pesonaku
Kusumbat mata air kasihku
Meskki ku tahu, kau tahu
Itu tak segampang asamu
Kalau saja ku sadar
Sayangku merembut gembiramu
Dari keluh dan peluhmu
Ku coba mencari maaf di hutan jenuhmu
Tak sebuah pun ku petik
Kalau memang, kau tak hendaki
Akan kucoba menahan rasaku
Akan kucoba membendung air sedihku
Akan kucoba mengobati lirihku dan getirmu
Kalau memang itu… maafkan lah mataku
Yang tiap matahari sepenggalan naik membuatmu resah
Tapi kumohon, tapi, kembalkan senyummu
Kembalikan air di tengah gurun itu
Kembalikan hadirmu pada hariku
Meski saat itu, aku tak lagi bisa memujamu
Aku cukup hanya mengagumimu
Kalau memang kau tak hendaki
Biar kasih sampai di sini
Senin, Juni 23, 2008
Lima Hari di Jogja... part. 2
bayangkan, saya naek kereta, ke jogja, tapi g tau mau berenti di stasiun mana! betapa sebuah perjuangan! Awalnya, seorang mas2 bilang, klo saya nanti bisa turun di Tugu. Untuk setengah perjalanan, setidaknya saya udah tau bakal turun di mana entar.
Di tengah perjalanan, seorang ibu lansia, bersama anak perempuannya (sotok banget gw), yang ternyata mau turun di jogja juga. pas saya tanya, "bu, ntar turun di Tugu kan?". Si ibu menjawab, "wah, kereta ni mah ga berenti di tugu, mas. Berhenti nya di st. Lempuyangan."
serr... dalam hati, untung aja smpet nanya lagi, klo ga, bisa salah turun. Oke, lah. Seenggaknya udah punya temen yang bakal turun di jurusan yang sama. Ta tempel aja gerak-gerik tu ibu. Sampe2 pas dia beli pecel, anaknya juga, eh, saya ikut2an beli.. lagian belom pernah uga nyoba pecel asli Jawa Tengah. Ternyata, unik juga. Abis dikasih dedaunan dan rumput2an, (mangnya kambing), tuh pecel ditambah mahkota bunga warna pink! keren banget, full colour gitu! trus baru dikasih bumbu pecel sama sumpit yang semuanya dibungkus pake daun pisang. Ma'nyusss... Lumayan, 2500 rupiah udah bikin kenyang.
Lalu, sampai lah saya di stasiun tugu, yang mang bener ga berhenti, cuma jalan pelan. Ga lama kemudian, sampe lah di Lempuyangan. Turun lah saya bersama ibu lansia dan anak gadisnya. Fiuh,,, akhirnya sampe juga di jogja.
di stasiun...
Hal pertama yang didenger dari orang begitu keluar stasiun "Mas, mau pulang ke mana?" yang berkali2 ditanya sama para supir ojek. Dengan tabah, saya pun menunggu seorang teman yang katanya mau jemput. Sambil nunggu, ta sholat dulu di mesjid stasiun. Beberapa saat, ditelepon lah saya sama temen yang mau jemput itu. Sambil nunggu, minum teh anget dulu lah. Kirain berapa duit, taunya 1000 rupiah saja! Kalo di bandung mah, 1500 tuh. Lumayan beda gopek.
Mobil si Kibo ternyata sedan ijo. Sama sodaranya bernama Taka, mereka menyambut dengan senyum hangat khas jogja(hoeek...).
di jogja...
dari lempuyangan, kita betiga lanjut ke sekitar2 UGM, niatnya sih mau ketemu temen lagi, anak UGM, Tk. Industri. Ketemu lah dia di kosnya yang deket sama kampus teknik. Dr situ, berlanjutlah ke base camp (hehe) di rumahnya Taka. Ya, di situ lah saya selanjutnya bakal numpang. Makasih banyak lho bu mun...
bersambung (lagi)...